Pages

Ads 468x60px

Labels

Senin, 07 Oktober 2013

Dulu mana Nabi Adam a.s dengan Manusia Purba?


Menurut analisa saya tidak ada yang namanya manusia purba, sebab dari teori evolusi juga tidak pernah terbukti. Bukti-bukti ilmiah yang dahulu sering kali diajukan oleh kalangan evolusionis, satu per satu kini terbantahkan. Semakin hari semakin terkuak bahwa teori manusia purba adalah suatu kebohongan besar.
Para evolusionis telah merekayasa skema khayalan dengan sangat fantastis. Bahkan sering kali dilengkapi dengan ilustrasi yang nampak sangat realistis. Mereka memasukkan Australopithecus, ras monyet (kera) yang telah punah sebagai ras ‘nenek moyang manusia’. Padahal ada jurang besar dan tak berhubungan antara monyet (kera) dan mannusia. Monyet adalah monyet, manusia adalah manusia, keduanya adalah makhluk yang berbeda. Kenapa? Karena monyet (kera) tidak memiliki akal sehat, sedangkan manusia? Mereka memiliki akal sehat. Adapun ras primitif menurut mereka, sebenarnya hanya variasi dari ras manusia modern, namun dibesar-besarkan sebagai species yang berbeda.
Para evolusionis terpaksa melakukan kebohongan, karena meraka tak juga menemukan satupun fosil yang dapat mendukung teori mereka. Contohnya saja yang paling terkenal adalah Manusia Piltdown yang dibuat dengan memasangkan tulang rahang orang utan pada tengkorak manusia.
Kisahnya pada tahun 1912 seorang ahli paleantologi amatir bernama Charles Dawson mengklaim bahwa dia telah menemukan sebuah tulang rahang dan fragmen tengkorak di sebuah lubang dekat Piltdown, Inggris. tulang itu mirip tulang rahang hewan namun gigi dan tengkoraknya seperti milik manusia. Spesimen ini dinamakan Manusia Piltdown dan diduga berumur 500.000 tahun.
Namun pada tahun 1953, hasil pengujian secara menyeluruh terhadap fosil tersebut menunjukkan kepalsuan. Tengkorak tersebut berasal dari manusia yang hidup beberapa ribu tahun lalu, sedangkan tulang rahangnya berasal dari bangkai monyet (kera) yang baru terkubur beberapa tahun. Gigi-giginya ditambahkan agar terlihat mirip manusia, lalu persendiannya disumpal. Setelah itu seluruh fosil diwarnai dengan potasium dokromat agar tampak kuno.
Jadi, telah diketahui bahwa manusia purba sudah ada sejak 1-2 juta tahun yang lalu. Sementara itu, Nabi Adam a.s ditiupkan ruhnya sebelum 8000 tahun yang lalu. Dengan kata lain, secara eksplisit menunjukkan bahwa Nabi Adam a.s dan Manusia Purba lebih dulu tercipta Manusia Purba.
Tetapi, diterangakan dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Adam a.s adalah manusia yang diturunkan Allah SWT ke bumi bersama Siti Hawa. Inti wahyu ini menegaskan bahwa manusia yang berakal hanyalah manusia. Nabi Adam a.s sebagai khalifah pertama. Di dalam Al-Qur’an juga digambarkan wajah Nabi Adam a.s syarat dengan kesempurnaan, sedangkan manusia purba seperti monyet (kera).
Kemudian muncul argymen, hal yang tidak mungkin dan mustahil jika keturunan monyet (kera) menjelma menjadi berparas tampan. Banyak spekulasi yang berkembang, beberapa media ada yang menyebutkan, lebih dulu Nabi Adam a.s, barulah muncul manusia purba. Ternyata kenyataan ini masih ditentang keras dengan landasan tahun diatas.
Kehidupan manusia purba saling menyakiti, merusak, bahkan saling membunuh. Mereka melakukannya bukan tanpa alasan, manusia purba bertindak demikian karena mereka tidak memiliki nalar dan akal. Kalaupun ada, itu hanya sedikit. Tidak seperti manusia sekarang. Nabi Adam a.s dan Manusia lebih awal Manusia Purba. Pernyataan ini bukan berarti Nabi Adam a.s keturunan Manusia Purba.
Ø  Kesimpulannya: Manusia pertama di muka bumi adalah Nabi Adam a.s sedangkan manusia purba adalah suatu makhluk yang menyerupai manusia, yang berjalan tegak tapi tidak memiliki akal sehat atau kecerdasan seperti manusia. Manusia purba hidupnya jauh sebelum Nabi Adam a.s diciptakan dan diturunkan ke bumi. Archeolog yang menemukannya menamakan manusia purba ini sebagai monyet (kera) yang berjalan tegak (Pithecanthropus Erectus).

Sabtu, 31 Agustus 2013

Tata Surya


1. Tata Surya

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).
Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.
Tata surya terdiri dari Matahari sebagai pusat dan benda-benda lain seperti planet, satelit, meteor-meteor, komet-komet, debu, dan gas antarplanet beredar mengelilinginya.

2. Galaksi
Galaksi merupakan kumpulan bintang-bintang yang terdapat dalam Alam Semesta. Galaksi dalam tata surya, yaitu bumi dan matahari berada di dalamnya dikenal sebagai Bima Sakti.Bintang-bintang selalu ada secara berkelompok yang disebut galaksi, bersama-sama dengan gas, debu antara Najam, dan "materi gelap"; sekitar 10-20% dari galaksi terdiri dari bintang, gas, dan debu. Galaksi dipertahankan bersama oleh gravitasi dan komponen galaksi mengorbit satu jalur. Ada bukti bahwa lubang gelap mungkin ada di pusat sebagian, atau kebanyakan, galaksi. Galaksi terbentuk dari protogalaksi.
Kata galaksi dalam bahasa Inggris galaxy diambil dari nama galaksi, Bima Sakti (Milky Way), menggunakan kata Yunani gala (umumnya galaktos) yang berarti susu. Galaksi ada dalam tiga bentuk utama: ellipticals, spirals, dan tidak merata (irregulars). Gambaran yang lebih lengkap mengenai jenis-jenis galaksi diberikan oleh aturan Hubble (Hubble sequence). Galaksi, Bima Sakti, terkadang secara ringkas disebut Galaksi, adalah barred spiral yang besar sekitar 30 kiloparsecs atau 100.000 tahun cahaya berdiameter, memiliki hampir 300 juta bintang dan memiliki total massa sekitar satu triliun kali massa matahari.
Dalam spiral galaksi, the spiral arms memiliki bentuk bersamaan logarithmic spiral, pola yang bisa dibuktikan secara teorinya hasil dari gangguan dalam massa bintang berputar secara merata. Seperti bintang, lengan spiral ini berputar pada satu jalur, tetapi terjadi pada angular velocity tetap. dan berarti bahwa bintang bergerak kedalam dan keluar lengan spiral. Lengan spiral diperkirakan sebagai daerah kepadatan tinggi atau gelombang kepadatan. Ketika bintang bergerak ke dalam lengan,maka gerakannya menjadi lambat, dengan itu menghasilkan kepadatan lebih tinggi; dan menyerupai "gelombang" bergerak lambat.
Kebanyakan galaksi terikat oleh daya gravitasi dengan beberapa galaksi yang lain. Struktur yang mengandung 50 galaksi disebut sebagai kelompok galaksi (groups of galaksi), dan struktur mengandung ribuan galaksi terkandung dalam area beberapa megaparsec melintang dikenal sebagai gugusan galaksi.

3. Bumi
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang  lalu.  Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari.  Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km.  Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup.  Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Kerak bumi (crush). Kerak Bumi atau Crush merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi).  Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam.  Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung (mantle). Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi.  Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.  Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3. Inti bumi (core). Inti bumi (core) yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam  besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat  pada kedalaman 2900 – 5200 km.  Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam.  Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas   besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC.  inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km.  Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.
Struktur Lapisan Bumi
Struktur Lapisan Bumi
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer).
Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat.

4. Bulan
Bulan tidak memiliki atmosfer (udara), sehingga tidak ada kehidupan di bulan; suhu di bulan dapat berubah-ubah; suhu bagian permukaan bulan yang terkena matahari dapat mencapai 110 C, sedangkan pada bagian yang tidak terkena cahaya matahari dapat mencapai –137 C; bunyi tidak dapat merambat di bulan, karena di bulan tidak ada zat perantara (medium) perambatan bunyi yaitu udara; di bulan tidak ada siklus air; langit di bulan tampak hitam kelam.
Peredaran dan rotasi bulan Dalam peredarannya bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu gerakan mengelilingi porosnya sendiri disebut rotasi bulan; gerakan mengelilingi bumi disebut revolusi; bersama bumi mengelilingi matahari, waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengelilingi porosnya sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi bumi. Dengan demikian, periode rotasi bulan sama dengan periode revolusinya. Menurut para ahli perbintangan periode peredaran bulan dibagi dua, yaitu periode bulan sideris, yaitu waktu yang dibutuhkan bulan untuk sampai kembali ke tempat semula. Hal itu berarti bulan telah mengelilingi bumi satu kali, yaitu 27,3 hari; periode bulan sinodis, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk munculnya bulan purnama yang satu dengan bulan purnama berikutnya, yaitu 29,5 hari. Satu bulan sinodis disebut juga satu bulan komariyah.
Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah jika dilihat dari bumi. fase-fase bulan terjadi akibat revolusi bulan mengelilingi bumi menyebabkan sudut antara matahari, bumi, dan bulan selalu berubah. Bulan tidak memantulkan cahaya sendiri. Wajah bulan yang tampak terang adalah bagian permukaan bulan yang menghadap ke matahari dan memantulkan cahaya matahari. Jadi, di bulan juga ada bagian siang dan bagian malam. Batas antara bagian itu tampak dari bumi, tetapi karena letak bulan selalu berubah, maka batas itu juga berubah dari waktu ke waktu. Hal inilah yang menyebabkan adanya bulan sabit, bulan separo, bulan besar, bulan purnama, dan bulan mati.

5. Planet

Planet adalah bintang berpindah atau pengembara dan letak planet berubah ubah, karena planet bergerak mengedari matahari. Planet tidak dapat memancarkan cahaya seperti matahari dan bintang. Cahaya yang dipancarkan planet berasal dari cahaya matahari yang dipantulkannya, sehingga pada malam hari planet dapat dilihat dengan mata telanjang karena tampak terang seperti bintang. Setiap planet mempunyai lintasan orbitnya sendiri-sendiri. Lintasan orbit planet hampir berbentuk lingkaran. Pada awal abad ke-17 Johanes Kepler (1571-1630) membuktikan bahwa lintasan orbit planet-planet berbentuk elips (lonjong) dan matahari berada di salah satu titik fokus elips.
Susunan 9 buah planet dalam tata surya, mulai dari yang jaraknya paling dekat dengan matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Berdasarkan jaraknya dengan matahari, Merkurius dan Venus disebut planet dalam atau planet inferior, sedangkan Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Pluto di sebut planet luar atau planet superior. Kedua kelompok ini dipisahkan oleh bumi (bumi sebagai pembatas).
Planet teresterial atau planet bumi, adalah planet-planet yang ukuran atau komposisi penyusunnya (batuan) mirip dengan Bumi. Anggotanya adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Planet jovian atau planet raksasa, adalah planet-planet yang ukurannya besar dan komposisi penyusunnya mirip Yupiter, yaitu terdiri dari sebagian es dan gas hidrogen. Anggotannya adalah Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Pluto tidak mirip dengan Bumi atau Yupiter, sehingga astronom telah mengusulkan agar Pluto dikelompokkan sebagai sebuah asteroid (planet kecil).
1. Planet Merkurius
Merkurius merupakan planet terkecil dan terdekat dengan Matahari. Merkurius tidak mempunyai satelit atau bulan dan tidak mempunyai hawa. Planet ini mengandung albedo, yaitu perbandingan antara cahaya yang dipantulkan dengan yang diterima dari Matahari sebesar 0,07. Ini berarti 0,93 atau 93 % cahaya yang berasal dari Matahari diserap. Garis tengahnya 4500 km, lebih besar daripada garis tengah bulan yang hanya 3160 km. Karena letaknya yang begitu dekat dengan Matahari, maka bagian yang menghadap matahari sangat panas. Sebaliknya, yang tidak menghadap Matahari menjadi dingin sekali (karena tidak ada air maupun udara). Diperkirakan tidak ada kehidupan sama sekali di Merkurius. Merkurius mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari. Ini berarti panjang siang harinya 28 hari lebih demikian juga malam harinya. Merkurius mengelilingi Matahari dalam waktu 88 hari.
2. Planet Venus
Planet ini lebih kecil dari Bumi, mempunyai albedo 0,8 atau 20 rc cahaya Matahari yang datang diserap. Planet ini diliputi awan tebal (atmosfer) yang mungkin terjadi dari karbon dioksida, tetapi tidak mengandung uap air dan oksigen. Planet ini tidak mempunyai satelit. Venus menempati urutan kedua terdekat dengan Matahari. Planet ini terkenal dengan Bintang Kejora yang bersinar terang pada waktu sore atau pagi hari. Besarnya hampir sama dengan Bumi, yakni bergaris tengah 12.320 km, sedangkan Bumi bergaris tengah 12.640 km. Rotasi Venus ± 247 hari. dan berevolusi (mengelilingi Matahari) selama 225 hari, artinya 1 tahun Venus adalah 225 hari.
3. Bumi
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dengan Matahari. Ukuran besarnya hampir sama dangan Venus dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak antara Bumi dengan Matahari adalah 149 juta km. Jarak ini sering diubah menjadi satuan jarak Astronomis atau Astronomical Unit (AU). Jadi 1 AU = 140 juta km. Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti hari bumi = 24 jam. Satu hari Venus = 247 hari bumi atau 247 x 24 jam bumi. Bumi mempunyai atmosfer dan mempunyai sebuah satelit, yaitu Bulan. Bumi mengadakan revolusi selama 365 1/4 hari. Sekali memutar keliling Matahari disebut juga 1 tahun. Bandingkan 1 tahun Merkurius = 88 hari, sedangkan 1 tahun Mars lamanya 1,9 tahun Bumi. Massa jenis Bumi rata-rata ± 5,52.
4. Planet Mars
Planet ini berwarna kemerah-merahan yang diduga tanahnya mengandung banyak besi oksigen, sehingga kalau oksigen masih ada, jumlahnya sangat sedikit. Pada permukaan planet ini, didapatkan warna-warna hijau, biru, dan sawo matang yang selalu berubah sepanjang masa tahun. Diperkirakan perubahan warna tersebut sebagai perubahan musim dan memungkinkan adanya lumut dan tumbuhan tingkat rendah yang lain. Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa Planet Mars terdapat uap air, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Namun, para ahli lebih cenderung berpendapat perubahan warna permukaan planet disebabkan oleh angin pasir dan bukannya organisme. Mars mempunyai dua satelit atau bulan yaitu phobus dan daimus. Jarak planet mars dengan Matahari ialah 226,48 juta km. Garis tengah adalah 6272 km dan revolusinya 1,9 tahun; rotasinya 24 jam 37 menit. Berdasar data yang dikirim oleh satelit Mariner IV, di Mars tidak ada oksigen, hampir tidak ada air, sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung banyak air itu tak lebih merupakan lapisan salju yang sangat tipis. Oleh karena itu, kutub yang berwarna putih itu sering lenyap.
5. Planet Yupiter
Yupiter merupakan planet terbesar. Berdasarkan analisis spektroskopis, planet ini mengandung gas metana dan amoniak yang banyak serta mengandung gas hidrogen, albedonya 0,44. Yupiter mempunyai kurang lebih 14 satelit atau bulan. Planet Yupiter bergaris tengah 138.560 km, rotasinya cepat yaitu 10 jam (bandingkan dengan bumi yang berotasi 24 jam). Yupiter tampak sebagai "bintang" yang terang muncul pada tengah malam.
6. Planet Saturnus
Saturnus mempunyai massa jenis yang sangat lebih kecil dari air yaitu 0,75 g/cm3 sehingga akan terapung di air. Ternyata, planet ini berupa gas yang terdiri dari metana dan amoniak dengan suhu rata-rata 103° C. Saturnus mempunyai 10 satelit dan di antaranya yang terbesar disebut Titan (besarnya 2 kali besar bulan bumi), yang lain disebut Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan 9 satelit lainnya, yang menunjukkan bahwa phoebe bukan "anak kandungnya". Planet Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Yupiter. Planet ini bergaris tengah 118.400 km, berotasi cepat yaitu 10 jam. Planet ini merupakan planet yang mempunyai cincin sabuk raksasa. Keanehan Phoebe dan sabuk raksasa itu memperkuat teori Tidal. Kecuali itu, sabuk Saturnus itu mengembang dan merapat pada permukaan planet 15 tahun sekali.
7. Planet Uranus
Uranus memiliki 5 satelit. Berbeda dengan planet yang lain, arah gerak rotasi Uranus dari Timur ke Barat. Jarak ke Matahari adalah 2860 juta km dan mengelilingi Matahari dalam waktu 84 tahun. Rotasinya 10 jam 47 detik. Planet ini diketemukan oleh Herschel dan keluarganya dengan tidak sengaja pada tahun 1781 ketika mereka mengamati Saturnus. Besar uranus kurang dari setengah Saturnus, bergaris tengah 50.560 km. Berdasar pengamatan pesawat VOYAGER pada bulan Januari 1986, Uranus memiliki 14 buah satelit.
8. Planet Neptunus
Neptunus mempunyai dua satelit, satu di antaranya disebut Triton. Satelit Triton beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi Neptunus. Jarak ke Matahari 4470 juta km, mengelilingi Matahari dalam 165 tahun sekali seputar. Planet diketemukan pada tahun 1846 ketika para astronom sedang mengamati planet Uranus yang agak menyimpang orbitnya. Berdasarkan hipotesis para astronom, penyimpangan tersebut pasti ada yang mempengaruhi dan itu ternyata benar.

6. Satelit
Satelit adalah benda yang mengelilingi planet dengan periode revolusi dan rotasi tertentu dan memiliki orbit peredaran sendiri. Kamu tahu tidak, orbit itu apa?? Orbit merupakan titik lintasan/jalur peredaran satelit dalam mengelilingi sebuah planet. Dalam orbit terdapat dua istilah, yaitu apogee (titik terjauh dengan bumi) dan perigee (titik terdekat dengan bumi).
Terdapat dua jenis satelit yaitu satelit alami dan satelit buatan. Satelit alami adalah benda-benda luar angkasa alami (bukan buatan manusia) yang mengorbit pada sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya. Salah satu contoh satelit alami yang dimiliki bumi adalah bulan. Sedangkan Satelit buatan adalah benda buatan manusia yang diluncurkan ke luar angkasa dan beredar mengelilingi planet. Salah satu contoh satelit buatan yang dimiliki Indonesia adalah Satelit Palapa. Satelit buatan memiliki berbagai macam kegunaan seperti untuk tujuan telekomunikasi, mata-mata (militer), penelitian, pengamatan bumi dan benda-benda luar angkasa, dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa contoh satelit buatan:
a.       Satelit astronomi: satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan benda luar angkasa lainnya.
b.      Satelit komunikasi: satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi.
c.       Satelit pengamat bumi:satelit yang dirancang khusus untuk mengamati bumi seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta, dan lain sebagainya.
d.      Satelit navigasi: satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima dipermukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi seperti mengukur jarak antar bangunan.
e.       Satelit mata-mata: satelit pengamat bumi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.
f.       Satelit cuaca: satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan iklim di bumi.

7. Asteroid
Definisi Asteroid
Definisi asteroid adalah planet-planet kecil yang jumlahnya puluhan ribu, beredar mengelilingi matahari, letaknya di antara orbit mars dan yupiter. The "asteroid" istilah historis diterapkan untuk semua obyek astronomi yang mengorbit Matahari yang tidak diamati memiliki karakteristik dari suatu komet aktif atau planet, tetapi telah semakin datang untuk terutama mengacu pada badan berbatu dan logam kecil dari Solar batin Sistem dan keluar ke orbit Jupiter. Sebagai obyek kecil di luar tata surya sudah mulai ditemukan komposisi yang diamati berbeda dari objek historis disebut asteroid. Harbouring didominasi bahan volatil berbasis serupa dengan komet daripada asteroid berbatu atau logam lebih akrab, mereka sering dibedakan dari mereka. Ada jutaan asteroid, dan seperti kebanyakan kecil lainnya Sistem tubuh Surya asteroid dianggap sisa-sisa planetesimal, bahan dalam nebula surya Matahari muda yang belum tumbuh cukup besar untuk membentuk planet. Sebagian besar asteroid yang dikenal orbit di sabuk utama asteroid antara orbit Mars dan Jupiter, namun banyak keluarga ada orbital berbeda dengan populasi yang signifikan termasuk Jupiter Trojans dan asteroid dekat Bumi. asteroid Individu dikategorikan dengan spektrum karakteristik mereka, dengan mayoritas jatuh ke dalam tiga kelompok utama: C-type, S-jenis, dan M-tipe. Biasanya ini diidentifikasi dengan komposisi karbon kaya, berbatu, dan logam masing-masing.
Penemuan Asteroid
Planet kecil pertama bernama, Ceres, ditemukan pada tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi, dan pada awalnya dianggap sebagai planet baru. [Catatan 1] Hal ini diikuti oleh penemuan badan serupa lainnya, yang dengan peralatan waktu itu tampaknya poin cahaya, seperti bintang, menunjukkan sedikit atau tidak ada disc planet (meskipun mudah dibedakan dari bintang-bintang karena gerakan nyata mereka). Hal ini mendorong astronom Sir William Herschel mengusulkan istilah "asteroid", dari Yunani, bintang = asteroeidēs = bintang-seperti, berbentuk bintang, dari Yunani kuno, aster. Dalam paruh kedua awal abad kesembilan belas, istilah "asteroid" dan "planet" (tidak selalu memenuhi syarat sebagai "kecil") masih digunakan secara bergantian, misalnya, para Tahunan Ilmiah Discovery untuk 1871, halaman 316, reads "Profesor J. Watson telah diberikan oleh Paris Academy of Sciences, hadiah astronomi, Lalande dasar, untuk penemuan 8 asteroid baru dalam satu tahun. Planet Lydia (No. 110), ditemukan oleh M. Borelly di Marseilles Observatorium, M. Borelly pernah menemukan 2 planet bertuliskan angka 91 dan 99 dalam sistem revolving asteroid antara Mars dan Jupiter ".
Karakteristik Asteroid
Distribusi Ukuran: Objek di sabuk asteroid utama sangat bervariasi dalam ukuran, dari hampir 1000 kilometer untuk hanya puluhan terbesar ke batuan meter Tiga terbesar adalah sangat mirip dengan planet miniatur:. Mereka secara kasar berbentuk bola, memiliki setidaknya sebagian interior dibedakan, dan diperkirakan akan bertahan protoplanets. Sebagian besar, bagaimanapun, adalah jauh lebih kecil dan berbentuk tidak beraturan, mereka dianggap baik planetesimal bertahan hidup atau potongan tubuh yang lebih besar.
Kurcaci itu planet Ceres adalah objek terbesar di sabuk asteroid, dengan diameter 975 km (610 mil). Terbesar berikutnya adalah asteroid 2 Pallas dan 4 Vesta, baik dengan diameter lebih dari 500 km (300 mil). Biasanya Vesta merupakan asteroid sabuk hanya utama yang bisa, pada kesempatan, menjadi terlihat dengan mata telanjang. Namun, pada beberapa kesempatan langka, sebuah asteroid dekat Bumi singkat bisa menjadi terlihat tanpa bantuan teknis; lihat 99942 Apophis.
Massa dari semua obyek dari sabuk asteroid Utama, berbaring antara orbit Mars dan Jupiter, diperkirakan sekitar 3,0-3,6 × 1021 kg, atau sekitar 4 persen dari massa Bulan. Dari jumlah ini, Ceres terdiri dari 0,95 × 1021 kg, beberapa persen dari total 32. [35] [36] Menambahkan di tiga obyek berikutnya yang paling besar, Vesta (9%), Pallas (7%), dan Hygiea (3%) , membawa angka ini sampai 51%, sedangkan tiga setelah itu, 511 Davida (1.2%), 704 Interamnia (1,0%), dan 52 Europa (0,9%), hanya menambah 3% dari total massa. Jumlah asteroid kemudian meningkat dengan cepat karena penurunan massa masing-masing.
Jumlah asteroid menurun tajam dengan ukuran. Meskipun ini umumnya mengikuti kuasa hukum, ada 'benjolan' di 5 km dan 100 km, di mana asteroid lebih dari yang diharapkan dari distribusi logaritmik ditemukan.
Fiksi Asteroid
Asteroid dan sabuk asteroid adalah pokok cerita fiksi ilmiah. Asteroid memainkan peran beberapa potensi dalam fiksi ilmiah: sebagai tempat manusia bisa menjajah, sumber daya untuk mengekstrak mineral, bahaya yang dihadapi oleh pesawat ruang angkasa perjalanan antara dua titik lainnya, dan sebagai ancaman terhadap kehidupan di Bumi oleh dampak potensial.

8. Komet

Komet adalah suatu Solar es Sistem tubuh yang kecil, ketika cukup dekat dengan Matahari, menampilkan koma terlihat (a, tipis fuzzy, suasana sementara) dan kadang-kadang juga ekor. Fenomena ini baik karena efek radiasi matahari dan angin matahari pada inti komet. inti Komet itu sendiri koleksi longgar es, debu, dan partikel berbatu kecil, mulai dari beberapa ratus meter hingga puluhan kilometer. Komet telah diamati sejak zaman kuno dan secara historis telah dianggap sebagai pertanda buruk.
Komet memiliki berbagai periode orbit, mulai dari beberapa tahun ke ratusan ribu tahun. Jangka pendek komet berasal dari sabuk Kuiper, atau disc terkait tersebar nya, yang berada di luar orbit Neptunus. Lagi-periode komet diperkirakan berasal dari Awan Oort, awan bulat dari badan es di tata surya luar. Komet periode panjang terjun terhadap Matahari dari Awan Oort karena gangguan gravitasi yang disebabkan oleh salah satu planet-planet besar luar Tata Surya (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus), atau bintang yang lewat. komet Langka hiperbolik sekali lulus melalui Tata Surya bagian dalam sebelum dilemparkan keluar ke ruang antar bintang sepanjang lintasan hiperbolik.
Komet dibedakan dari asteroid oleh kehadiran koma atau ekor. Namun, komet punah yang telah lulus dekat dengan banyak kali Sun telah kehilangan hampir semua es atsirinya dan debu dan mungkin datang menyerupai asteroid kecil. Asteroid diperkirakan memiliki asal yang berbeda dari komet, setelah terbentuk di dalam orbit Jupiter daripada di luar Tata Surya Penemuan komet utama-belt dan centaur aktif telah kabur. perbedaan antara asteroid dan komet (lihat asteroid terminologi).
Pada Januari 2011 terdapat 4.185 dilaporkan komet dikenal yang sekitar 1.500 yang Kreutz Sungrazers dan sekitar 484 adalah jangka pendek. Angka ini terus meningkat. Namun, ini hanya mewakili sebagian kecil dari total populasi komet potensial: reservoir tubuh komet-seperti di luar tata surya mungkin nomor satu triliun Jumlah dilihat dengan mata telanjang rata-rata kira-kira satu per tahun, meskipun banyak.
Bagian-bagian komet:
a.       Inti, merupakan bahan yang sangat padat, diameternya mencapai beberapa kilometer, dan terbentuk dari penguapan bahan-bahan es penyusun komet, yang kemudian berubah menjadi gas.
b.      Koma, merupakan daerah kabut atau daerah yang mirip tabir di sekeliling inti.
c.       Lapisan hidrogen, yaitu lapisan yang menyelubungi koma, tidak tampak oleh mata manusia. Diameter awan hidrogen sekitar 20 juta kilometer.
d.      Ekor, yaitu gas bercahaya yang terjadi ketika komet lewat di dekat matahari.
Inti komet adalah sebongkah batu dan salju. Ekor komet arahnya selalu menjauh dari matahari. Bagian ekor suatu komet terdiri dari dua macam, yaitu ekor debu dan ekor gas. Bentuk ekor debu tampak berbentuk lengkungan, sedangkan ekor gas berbentuk lurus. Koma atau ekor komet tercipta saat mendekati matahari yaitu ketika sebagian inti meleleh menjadi gas. Angin matahari kemudian meniup gas tersebut sehingga menyerupai asap yang mengepul ke arah belakang kepala komet. Ekor inilah yang terlihat bersinar dari bumi. Sebuah komet kadang mempunyai satu ekor dan ada yang dua atau lebih.
Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan menjadi dua:
a.       Komet berekor panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, komet Kohoutek yang melintas dekat matahari setiap 75.000 tahun sekali dan komet Halley setiap 76 tahun sekali.
b.      Komet berekor pendek, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat pendek sehingga kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika mendekati matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor. Contohnya komet Encke yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.
Karakteristik komet
a.       Inti Komet: Iinti Komet dikenal berkisar dari sekitar 100 meter untuk lebih dari 40 kilometer di seluruh. Mereka terdiri dari batuan, debu, air es, dan gas beku seperti karbon monoksida, karbon dioksida, metan dan amonia Karena massa yang rendah,. Inti komet tidak menjadi bola oleh gravitasinya sendiri, dan dengan demikian telah tidak teratur bentuk. Secara resmi, menurut pedoman NASA, komet harus paling sedikit 85% es untuk dianggap sebagai suatu komet yang sebenarnya.

Mereka sering populer digambarkan sebagai "bola salju kotor", meskipun pengamatan terakhir telah menunjukkan permukaan berdebu atau berbatu kering, menunjukkan bahwa es yang tersembunyi di bawah lapisan kulit. Komet juga mengandung berbagai senyawa organik, di samping gas telah disebutkan, ini mungkin termasuk methanol, hidrogen sianida, formaldehida, etanol dan etana, dan mungkin molekul yang lebih kompleks seperti panjang rantai hidrokarbon dan asam amino. Pada tahun 2009, itu menegaskan bahwa asam amino glisin telah ditemukan dalam debu komet ditemukan oleh misi Stardust NASA.
Anehnya, inti cometary adalah salah satu obyek reflektif setidaknya ditemukan dalam tata surya kita. Probe ruang Giotto menemukan bahwa inti Komet Halley mencerminkan sekitar empat persen dari cahaya yang jatuh di atasnya, dan Deep Space 1 menemukan bahwa permukaan Komet Borrelly mencerminkan hanya 2,4% menjadi 3,0% dari cahaya yang jatuh di atasnya; perbandingan, aspal mencerminkan tujuh persen dari cahaya yang jatuh di atasnya. Diperkirakan bahwa senyawa organik kompleks adalah bahan permukaan gelap. Solar pemanasan drive off senyawa atsiri meninggalkan organik panjang rantai berat yang cenderung sangat gelap, seperti tar atau minyak mentah. Kegelapan sangat permukaan cometary memungkinkan mereka untuk menyerap panas yang diperlukan untuk mendorong proses outgassing mereka.
b.      Coma dan ekor: Di luar tata surya, komet tetap beku dan sangat sulit atau tidak mungkin untuk dideteksi dari Bumi karena ukurannya yang kecil mereka. Statistik deteksi inti komet tidak aktif di sabuk Kuiper telah dilaporkan dari pengamatan Hubble Space Telescope, tetapi ini deteksi telah dipertanyakan, dan belum secara independen dikonfirmasi. Sebagai sebuah komet mendekati tata surya bagian dalam, radiasi matahari menyebabkan bahan volatile dalam komet untuk menguapkan dan keluar aliran inti, membawa debu pergi dengan mereka. Aliran dari debu dan gas sehingga dirilis bentuk suasana, besar sangat lemah di sekitar komet yang disebut koma, dan gaya yang diberikan pada koma oleh tekanan radiasi matahari dan angin matahari menyebabkan ekor besar untuk membentuk, yang poin jauh dari matahari .
Baik koma dan ekor yang diterangi oleh Matahari dan mungkin menjadi terlihat dari Bumi ketika sebuah komet melewati tata surya bagian dalam, debu mencerminkan sinar matahari langsung dan gas bercahaya dari ionisasi. Kebanyakan komet terlalu redup untuk terlihat tanpa bantuan teleskop, tetapi masing-masing beberapa dekade menjadi cukup terang untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Kadang-kadang komet mungkin mengalami ledakan besar dan tiba-tiba gas dan debu, di mana ukuran koma sementara sangat meningkat. Hal ini terjadi pada tahun 2007 menjadi Comet Holmes. Aliran dari debu dan gas setiap form yang berbeda mereka ekornya sendiri, menunjuk ke arah yang sedikit berbeda. Ekor debu yang tertinggal dalam orbit komet sedemikian rupa sehingga sering membentuk melengkung Ekor disebut tipe II atau ekor debu. Pada saat yang sama, ion atau tipe saya ekor, terbuat dari gas, selalu menunjuk langsung menjauh dari Matahari, gas ini lebih kuat dipengaruhi oleh angin matahari daripada debu, baris berikut medan magnet daripada lintasan orbit. Pada kesempatan ekor pendek menunjuk ke arah yang berlawanan ke ekor ion dan debu dapat dilihat - antitail tersebut. Ini pernah dianggap agak misterius, tetapi hanya akhir ekor debu rupanya proyeksi depan komet karena sudut pandang kita.
Sedangkan inti padat komet umumnya kurang dari 50 km (31 mil) di, koma mungkin lebih besar dari Matahari, dan ekor ion telah diamati untuk memperpanjang satu unit astronomi (150 juta km) atau lebih. Pengamatan antitails memberikan kontribusi signifikan terhadap penemuan angin matahari Ekor ion terbentuk sebagai hasil dari efek fotolistrik. radiasi ultra-violet matahari yang bekerja pada partikel dalam koma. Setelah partikel telah terionisasi, mereka mencapai muatan listrik bersih positif yang pada gilirannya menimbulkan sebuah "magnetosfer diinduksi" di sekitar komet. Komet dan induksi medan magnet merupakan hambatan untuk luar partikel angin matahari mengalir. Sebagai kecepatan orbit relatif dari komet dan angin surya supersonik, kejutan busur terbentuk hulu komet, dalam arah aliran angin matahari. Dalam kejutan busur, konsentrasi ion cometary besar (disebut "pick-up ion") [berkumpul dan bertindak untuk "load" medan magnet matahari dengan plasma, seperti bahwa bidang baris "menggantungkan" di sekitar komet membentuk ekor ion. Jika loading ekor ion yang cukup, maka garis-garis medan magnet yang diperas bersama-sama ke titik di mana, pada beberapa jarak sepanjang ekor ion, rekoneksi magnet terjadi. Ini mengarah ke "acara pemutusan ekor". ini telah diamati pada beberapa kesempatan, satu peristiwa penting yang dicatat pada tanggal 20 April, 2007 ketika ekor ion Encke Komet benar-benar terputus sementara komet melewati massa koronal ejeksi. Acara ini diamati oleh probe ruang STEREO.
Komet yang ditemukan untuk memancarkan sinar-X pada tahun 1996. Ini peneliti terkejut,. Karena X-ray emisi biasanya dikaitkan dengan badan yang sangat tinggi suhu. Sinar-X dianggap dihasilkan oleh interaksi antara komet dan matahari angin: ketika sangat ion dibebankan terbang melalui suasana cometary, mereka bertabrakan dengan atom dan molekul cometary, "merobek" satu atau lebih elektron dari komet. Merobek ini mengarah pada emisi sinar-X dan jauh foton ultraviolet.
c.       Koneksi ke meteor shower: Sebagai hasil dari outgassing, komet meninggalkan jejak puing padat. Jika jalur komet melintasi jalan bumi, maka pada saat itu ada kemungkinan akan hujan meteor sebagai bumi melewati jejak puing-puing. Hujan meteor Perseid terjadi setiap tahun antara Agustus 9 dan 13 Agustus saat Bumi melewati orbit komet Swift-Tuttle komet Halley adalah sumber shower Orionid di bulan Oktober.

9. Pasang Surut
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan.
Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah.
Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut (tidal range).
Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.
Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.
Gambar. Spring Tide dan Neap Tide
Tipe pasut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut. Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, maka kawasan tersebut dikatakan bertipe pasut harian tunggal (diurnal tides), namun jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, maka tipe pasutnya disebut tipe harian ganda (semidiurnal tides). Tipe pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe campuran dominasi tunggal.
Selain dengan melihat data pasang surut yang diplot dalam bentuk grafik, tipe pasang surut juga dapat ditentukkan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang dinyatakan dalam bentuk:
F = [A(O1) + A(K1)]/[A(M2) + A(S2)]
dengan ketentuan :
F ≤ 0.25      : Pasang surut tipe ganda (semidiurnal tides)
0,25<F≤1.5 : Pasang surut tipe campuran condong harian ganda (mixed mainly semidiurnal tides)
1.50<F≤3.0 : Pasang surut tipe campuran condong harian tunggal (mixed mainly diurnal tides)
F > 3.0        : Pasang surut tipe tunggal (diurnal tides)
Dimana:
F : bilangan Formzal
AK1 : amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan & matahari
AO1 : amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
AM2 : amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
AS2 : amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
Karena sifat pasang surut yang periodik, maka ia dapat diramalkan. Komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai dan superposisi antar gelombang pasang surut komponen utama, akan terbentuklah komponen-komponen pasang surut yang baru.
10. Gerhana
Definisi gerhana adalah penggelapan dalam bahasa Latinnya (ekleipsis). Gerhana merupakan suatu istilah untuk menjelaskan suatu gejala gelap yang terjadi bila benda langit terhalang benda langit lain. Gerhana berakibat sinar dari suatu benda langit terhalang sebagian atau seluruhnya. Contoh gerhana yaitu gerhana bulan atau dalam bahasa Inggrisnya adalah Moon eclipse sedangkan gerhana matahari dalam bahasa Inggrisnya adalah Solar Eclipse atau sun eclipse.

Gerhana Bulan (Moon Eclipse)
Gerhana bulan terjadi pada waktu bumi berada di antara bulan dan matahari, yaitu pada waktu bulan purnama dan bayang-bayang bumi menutup permukan bulan. Gerhana bulan dapat terlihat jelas kalau bulan tertutup oleh bayang-bayang umbra. Dalam peredaran mengelilingi bumi, ada kalanya bulan bergerak ke tengah-tengah daerah bayang-bayang umbra, sehingga bisa lebih dari dua jam berada dalam kegelapan. Dalam keadaan demikian terjadilah gerhana bulan total.
Berdasarkan keadaan saat fase puncak gerhana, Gerhana bulan dapat dibedakan menjadi:
a.       Gerhana bulan Total
Jika saat fase gerhana maksimum gerhana, keseluruhan Bulan masuk ke dalam bayangan inti /umbra Bumi, maka gerhana tersebut dinamakan Gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai lebih dari 1 jam 47 menit.
b.      Gerhana bulan Sebagian
Jika hanya sebagian Bulan saja yang masuk ke daerah umbra Bumi, dan sebagian lagi berada dalam bayangan tambahan /penumbra Bumi pada saat fase maksimumnya, maka gerhana tersebut dinamakan Gerhana bulan sebagian.
c.       Gerhana bulan Penumbral Total
Pada Gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan yang masuk ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus seperti ini, Gerhana bulannya kita namakan Gerhana bulan penumbral total.
d.      Gerhana bulan Penumbral Sebagian
Dan Gerhana bulan jenis terakhir ini, jika hanya sebagian saja dari Bulan yang memasuki penumbra, maka Gerhana bulan tersebut dinamakan Gerhana bulan penumbral sebagian.
Gerhana bulan penumbral biasanya tidak terlalu menarik bagi pengamat. Karena pada Gerhana bulan jenis ini, penampakan gerhana hampir-hampir tidak bisa dibedakan dengan saat bulan purnama biasa.
Sedangkan berdasarkan bentuknya, ada tiga tipe Gerhana bulan, yaitu:
a.       Tipe t, atau Gerhana bulan total. Disini, bulan masuk seluruhnya ke dalam kerucut umbra bumi.
b.      Tipe p, atau Gerhana bulan parsial, ketika hanya sebagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi.
c.       Tipe pen, atau Gerhana bulan penumbra, ketika bulan masuk ke dalam kerucut penumbra, tetapi tidak ada bagian bulan yang masuk ke dalam kerucut umbra bumi.
Gerhana Matahari (Solar Eclipse atau Sun Eclipse)
Gerhana Matahari adalah salah satu fenomena alam yang menakjubkan. Namun, berbeda dengan gerhana bulan, gerhana matahari berbahaya bila dilihat hanya dengan mata telanjang karena dapat merusak mata secara permanen yang mengakibatkan kebutaan.
Pada dasarnya terjadinya gerhana matahari terjadi pada saat posisi bulan terletak di antara matahari dan bulan sehingga sebagian atau seluruh cahaya dari matahari tertutup oleh bulan. Walaupun matahari lebih besar dari bulan namun karena jarak bulan ke bumi lebih dekat dibandingkan dengan jarak matahari ke bumi yaitu sekitar 384.400 kilometer berbeda sangat jauh dibanding jarak matahari ke bumi yaitu sekitar 149.680.000 kilometer.
Gerhana matahari dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu gerhana matahari sebagian, gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin.
a.       Gerhana matahari sebagian. Gerhana matahari sebagian terjadi apabila hanya sebagian piringan matahari tertutup oleh piringan bulan (Saat puncak gerhana). Pada gerhana matahari sebagian ini, pasti masih ada bagian dari piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan.
b.      Gerhana matahari total. Gerhana matahari total terjadi apabila piringan matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan. Pada saat itu, pringan bulan sama besar atau lebih besar dibandingkan dengan piringan matahari. Ukuran piringan matahari dari piringan bulan itu sendiri selalu berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak bumi-matahari dan bumi-bulan.
c.       Gerhana matahari cincin. Gerhana matahari cincin terjadi apabila piringan bulan pada saat puncak gerhana hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Gerhana ini terjadi apabila piringan bulan lebih kecil dibandingkan dengan piringan bulan. Sehingga pada saat piringan bulan berada di depan piringan matahari tidak semua piringan matahari tertutup oleh piringan bulan. Hal ini yang membuat gerhana terlihat seperti cincin.
Daerah yang berada dalam liputan umbra akan mengalami gerhana matahari total, sedangkan yang berada dalam liputan penumbra mengalami gerhana matahari sebagian. Pada gerhana matahari total akan tampak cahaya korona matahari yang bentuknya seperti mahkota dan semburan gas dari permukaan matahari yang berwarna lebih merah.